PPID Balai Pengujian Standar Instrumen Tanah dan Pupuk

Kementerian Pertanian Republik Indonesia

PPID Balai Pengujian Standar Instrumen Tanah dan Pupuk

BSIP BERKARYA: PEMANFAATAN FLY ASH SEBAGAI SUMBER HARA BAGI TANAMAN PADI




BSIP BERKARYA: PEMANFAATAN FLY ASH SEBAGAI SUMBER HARA BAGI TANAMAN PADI
 

Fly ash adalah limbah pembangkit listrik tenaga uap berbahan bakar batubara atau biomass dimana berdasarkan PP. No. 22 tahun 2021 fly ash termasuk kategori limbah non B3 terdaftar. Fly ash berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai sumber hara alternatif karena kandungan haranya diantaranya Ca, Mg, Fe, dan Si. Potensi fly ash di Indonesiasangat besar, karena sebagian besar pembangkit listrikyang berkapasitas besar menggunakan batubara sebagai sumber energinya. Pemanfaatan fly ash secara tidak langsung akan mengefisienkan operasional pembangkit dan mengurangi dampak lingkungan akibat penimbunan yang masif. Berdasarkan Permen LH No. 2 Tahun 2009 tentang Pemanfaatan Limbah B3, ada syarat yang harus dipenuhi agar suatu limbah B3 dapat dimanfaatkan menjadi suatu produk yaitu: (1) memenuhispesifikasi produk; (2) secara ekonomislayak untuk digunakan; dan (3) dapat dibuktikan secara ilmiahbahwa produknya aman bagi lingkungan.

Berdasarkan beberapa hasil pengujian,  fly ash menunjukkan kandungan unsur-unsur yang diperlukan oleh tanaman sepertiCa, Si, Mg, K, P, S dan beberapa unsur mikro lainnya,terutama Fe. Hasil analisis juga menunjukkan bahwafly ash mengandung Silikon(Si) yang sangat tinggi. Silikon (Si) tidak digolongkan sebagai unsur hara esensial, namun pada beberapa tanaman khususnya tanaman gramineae Si sangat dibutuhkan sehingga disebut sebagai unsur benefisial. Tanaman padi memerlukan Si dalam jumlah yang cukup besar, dimana tanaman menyerap sekitar 230 – 470 kg Si/ha atau sekitar2 kali lipat dibandingkan serapanN (Savant et al., 1997).Fungsi utama Si pada tanaman adalah meningkatkan ketahanan tanaman terhadap cekaman biotik dan abiotik, seperti serangan hama penyakit, roboh (Miyakeand Takahashi, 1983).

Melihat besarnya potensi pemanfaatan fly ash, maka PT PLN Indonesia Power PLTU Banten 2 Labuan PGU bersinergi bersama BPSI Tanah dan Pupuk dan Universitas Mathla’ul Anwar Banten untuk pemanfaatan limbah dari hasil proses produksinya berupa Fly ash sebagai bahan penyubur tanah sebagai tambahan pupuk. Kegiatan pengujian ini dilaksanakan di KP. Pusakanagara, Subang, Jawa Barat. Pelaksanaan kegiatan pengujian lapang ini dikawal oleh teknisi BPSI Tanah dan Pupuk Muhamad Mukhibindan Muhammad Nurudin.

Sebagai rangkaian dalam pelaksanaan pengujian ini telah dilaksanakan aplikasi fly ash dasar dan sampling tanah yang dipandu langsung oleh Kepala BPSI Tanah dan Pupuk, Dr. Ladiyani Retno Widowati.  Sebelum      pemupukan, dilakukan sampling tanahsawah pada masing-masing petakan dengan sistem silang (5 titik tiap petakan/perlakuan). Sampling dilakukan dengan menggunakan bor sawah. Dari 5 titik tersebut tanah dikomposit, dimasukkan plastik yang sudah diberi identitas dan selanjutnya dilakukan analisa PUTS. Sambil melakukan analisa PUTS, petakan yang sudah disampling dilakukan aplikasi pemupukan Fly ash dengan cara disebar merata pada setiap petak pengujian. Kemudianpetakan diinkubasi selama 5-7 hari  sebelum dilaksanakan kegiatan tanam. Diharapakan kegiatan pengujian ini dapat menunjukkan respon yang baik dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi padi dengan pemanfaatan fly ash sebagai bahan penyubur tanah. (MM, MN, AFS, Mtm, M.Is)